Wednesday, September 23, 2009

Guardiola Suksesor Maradona? - Zona Piala Dunia

Buruknya performa Albiceleste di bawah kepelatihan Diego Maradona membuat warga Argentina geram. Sebuah grup terdiri dari presiden klub-klub Divisi Utama (Primera Division) Argentina mulai menggalang kampanye mendesak Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA) mencari pengganti Maradona.

Tidak sampai di sana, grup yang tidak memiliki nama itu bahkan sudah mencalonkan satu nama yang dinilai paling tepat untuk menangani Tim Tango. Dia adalah arsitek muda Barcelona, Josep Guardiola, demikian dilansir harian Spanyol Marca, Kamis (17/9/2009).

Alasan di balik "Project Guardiola 2010" itu cukup masuk akal. Seperti diketahui, di bawah asuhan Maradona, Tim Tango tidak mampu menunjukkan performa maksimal meski diperkuat Si Bocah Ajaib Lionel Messi. Sebagian besar pihak menilai, Maradona tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik pemain berjuluk The Messiah.

Sementara, di bawah asuhan Guardiola di Blaugrana, Messi tampil sebagai momok menakutkan yang siap mengobrak-abrik barisan pertahanan lawan. Grup pencetus ide itu tentunya berharap, Guardiola mampu mengantarkan Argentina menuju tangga juara Piala Dunia 2010 seperti ketika membawa Barca merengkuh gelar juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions musim lalu.

"Argentina memiliki permata bernama Messi, dan tidak ada satupun pelatih nasional mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Sebaliknya dengan Guardiola di Barcelona, Messi memenangkan tiga turnamen dalam kurun setahun," demikian pernyataan grup tersebut seperti dikutip Marca.

"Beberapa orang tidak menginginkan pelatih asing, tapi para pelatih nasional Argentina gagal menggali kemampuan Messi, kecuali Sergio Batista. Namun, dia tidak memiliki kualifikasi untuk memimpin timnas."

Hingga berita ini diturunkan, belum ada reaksi apapun dari kubu AFA. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa AFA memang berniat menawarkan pekerjaan itu kepada Guardiola. Namun, hal itu disinyalir baru akan diwujudkan usai perhelatan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Inggris Undang Legenda Argentina Dukung Kampanye PD 2018 - Zona Piala Dunia

Upaya itu termasuk dengan mengangkat dua legenda Argentina Osvaldo Ardiles dan Ricardo Villa menjadi duta kampanye Inggris untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.

FIFA akan menentukan tuan rumah Piala Dunia 2018, dan kemungkinan juga untuk Piala Dunia 2022 pada Desember 2010, sementara Afrika Selatan menjadi tuan rumah untuk 2010 dan Brasil untuk 2014.

"Saya bahagia diundang ke kampanye ini oleh presiden FA (Asosiasi Sepakbola Inggris) Lord Triesman," kata Ardiles yang kini bermukim di Inggris kepada Telam.

Ardiles mewakili Villa melanjutkan, "Villa dan saya menganggap Inggris rumah kami, selain menjadi tempat kelahiran sepakbola."

Duet Argentina berusia 57 tahun ini bergabung dengan sejumlah pemain Inggris, legenda dan masa kini, termasuk David Beckham untuk mendukung kampanye tuan rumah Piala Dunia 2018 itu.

Selain Inggris, yang didukung oleh tiga partai politik utama, Rusia, Belanda dan Belgia, Spanyol dan Portugal, Indonesia, Meksiko, AS, Australia, serta Jepang juga berambisi menjadi tuan rumah.

Mourinho: Dominasi Inggris Bakal Berakhir - Zona Champions

Pelatih Inter Milan, Jose Mourinho, memperkirakan bahwa dominasi klub Inggris di Liga Champions akan berakhir. Menurutnya, Italia dan Spanyol akan menguasai Eropa musim ini.

Selama beberapa musim terakhir, klub-klub Premier League mendominasi Liga Champions dengan meloloskan tiga wakilnya hingga semifinal. Sebaliknya, tak satu pun tim Italia mampu menembus empat besar. AS Roma, Juventus, dan Inter bahkan tak bisa mengalahkan klub-klub Inggris di fase gugur.

Mourinho pun mengakui bahwa musim lalu timnya masih tidak bisa berbuat banyak. Namun, musim ini timnya tampil lebih baik. Itu memungkinkan prestasi tim Italia, setidaknya Inter, akan lebih baik dari klub Inggris.

"Tim-tim Inggris punya potensi sama tapi Liga Champions dapat lebih baik musim ini karena saya rasa kita melihat Inter yang lebih baik, Bayern Muenchen membaik, Real Madrid membaik. Barcelona tetaplah Barcelona; itu bakal sulit," ujar Mourinho kepada The Telegraph.

Di Liga Champions kali ini, semua tim Inggris bersusah payah meraih kemenangan di laga perdana penyisihan grup. Adapun Italia, hanya AC Milan yang meraih kemenangan. Juve dan Inter main seri di kandang masing-masing, sementara Fiorentina kalah dari Olympique Lyon.

Soal hasil imbang tanpa gol lawan Barcelona, Mourinho tetap mengakui timnya bermain baik. Jika merujuk pada catatan statistik pertandingan, pelatih asal Portugal itu puas melihat penampilan timnya. Lagi pula, timnya memainkan lima pemain baru yang masih belum kenal satu sama lain, sementara pemain Barca sudah saling tahu karakter mereka masing-masing.

"Sebuah tim melawan Barcelona, tim terbaik Eropa, dan tidak kebobolan, hanya mendapat satu kartu kuning di menit terakhir, dan melanggar hanya 12 kali? Saya kira itu penampilan hebat," ujar mantan pelatih Chelsea itu.

Permainan Inter Ditertawakan Presiden Genoa - Zona Champions

Presiden Genoa, Enrico Preziosi, menyeringai melihat penampilan Inter Milan saat melawan Barcelona di Liga Champions. Menurutnya, Genoa masih bisa lebih baik dibanding juara Serie A itu.

Penyataan itu ia lontarkan setelah menyaksikan duel Inter versus Barcelona yang di Giuseppe Meazza, Rabu (16/9) kemarin. Meski berstatus sebagai tuan rumah, Inter justru terkurung oleh permainan Barca dan akhirnya menahan juara Liga Champions tersebut dengan skor 0-0."Kemarin saya berada di San Siro dan, menurut saya, mereka seolah tak memiliki gaya permainan bagus seperti yang kami miliki," komentar Preziosi soal laga tersebut. "Kami mungkin tidak memiliki pemain kelas dunia tetapi kita adalah tim bagus."

Saat ini Genoa dalam performa tinggi dan menduduki puncak klasemen sementara Serie-A berkat kemenangan di tiga laga. Adapun Inter menguntit di peringkat keempat dengan dua kali menang dan sekali seri. Di Liga Europa, "I Rossoblu" juga tampil bagus dan menekuk menghancurkan Slavia Praha dengan 2-0, Kamis (17/9).

"Pada pertandingan pertama, kami bermain lancar tetapi ini baru pertama," ujar Preziosi soal penampilan timnya lawan Slavia. "Kami perlu terus bekerja keras. Saya ingin menunjukkan bahwa hasil yang kami capai sekarang bukanlah turun dari langit. Ini hasil kerja bertahun-tahun."

Akhir pekan ini Genoa berpeluang besar mempertahankan posisinya di puncak klasemen dengan bertandang ke markas Chievo. Inter akan bertamu ke Cagliari.

Pizarro: Roma Miskin Semangat - Liga Europa

Gelandang AS Roma, David Pizarro mengaku kecewa kepada tim usai kekalahan 0-2 dari FC Basel babak penyisihan grup Liga Europa, di Stadion St Jakob Park, Kamis (16/9) atau Jumat dini hari WIB. Menurutnya, kekalahan itu terjadi karena penggawa AS Roma bermain tanpa semangat.

Meski berstatus tim tamu, Roma diunggulkan menang atas Basel. Namun, meski turun dengan kekuatan terbaik, tim asuhan Claudio Ranieri ini menyerah terhadap dua gol tuan rumah, yang dicetak oleh Carlos Carlitos (11) dan Frederico Almerares (87).

Melihat statistik, meski hanya memiliki 48 persen penguasaan bola, Roma sebetulnya memiliki peluang cukup besar untuk menang. Selama 90 menit, mereka menciptakan enam tembakan tepat ke gawang. Bandingkan dengan tuan rumah yang hanya mampu membuat empat ancaman serius ke gawang Julio Sergio.

Menurut Pizarro, secara teknik dan kualitas, permainan AS Roma memang sedikit berada di atas Basel. Namun, keunggulan itu menjadi tak bertenaga ketika muncul tanpa disertai semangat.

"Musim kami sejauh ini sangat berat. Setiap dari kami harus memenuhi tanggung jawab kami di lapangan. Ini adalah sesuatu yang tidak kami lakukan belakangan ini," ungkap Pizarro kepada Roma Channel.

"Masalah kami adalah kami memiliki kualitas, tetapi tidak ada antusiasme yang mengakibatkan hasil buruk ini. Dua musim lalu, kami sejajar dengan semua. Kami harus menemukan bentuk kami dan bercermin apa yang berubah saat ini," lanjutnya.Menambahkan pernyataan Pizarro, bek Phillipe Mezes menyatakan bahwa AS Roma krisis kepercayaan diri. Itu permainan AS Roma kurang total dan maksimal.

"Aku tidak mengerti kenapa kami begitu sering menderita kekalahan. Namun, pertama-tama, kami harus menemukan kembali kepercayaan diri karena itulah satu-satunya cara yang bisa mengembalikan semangat tim," tandasnya.

Roma memang mengawali musim dengan buruk. Di dua laga perdana Serie-A, mereka sama sekali gagal mendulang poin. Itu mengakibatkan dipecatnnya pelatih Luciano Spalletti.

Pelatih anyar mereka, Claudio Ranieri, cukup menjanjikan harapan lebih baik. Pada laga debutnya sebagai pelatih Roma, ia memberikan poin penuh pertama kepada Roma usai menggulung Siena 2-1. Sayang, hasil lumayan itu langsung diganjal Basel.

Guardiola Menyesal Ganti Henry - Zona Spanyol

Ada ganjalan yang tersisa di hati pelatih Barcelona Pep Guardiola usai melakoni laga perdana babak penyisihan grup F Liga Champions 2009/2010 kontra Inter Milan. Ya, dia mengaku menyesal telah menarik keluar Thierry Henry pada tengah pertandingan.

Henry yang bermain cukup apik pada duel maut di Giuseppe Meazza tersebut, namun secara mengejutkan dia ditarik keluar lapangan untuk digantikan gelandang serang Andreas Iniesta. Atas keputusan tersebut Henry pun menyatakan kekecewaannya.

Entah karena ingin meredam suasana atau ada maksud lain, Guardiola akhirnya menyesali tindakannya. Dia juga tidak menolak jika Henry menyalahkan bahkan menghujatnya.

"Mungkin saya telah salah langkah dengan mengeluarkan Henry. Ketidakpuasaannya juga bisa saya pahami, dia punya alasan kuat atas hal itu," ungkap Guardiola seperti disitat Goal, (19/9/2009).

"Saya juga pernah menjadi seorang pemain dan situasi seperti itu memang benar-benar buruk. Henry benar dan saya salah," sambungnya lagi.

Kaka Nyaman dengan Formasi 4-2-2-2 - Zona Spanyol

Real Madrid sedang bersiap menyambut tim promosi Xerez di Santiago Bernabeu, pada laga lanjutan La Liga, akhir pekan ini. Playmaker Kaka, menyatakan dirinya puas diberi kebebasan oleh pelatih untuk bergerak di lapangan.

Pelatih asal Chili Manuel Pellegrini, meneapkan formasi 4-2-2-2 dalam skuadnya. Pada patron tersebut, gelandang dan striker punya kebebasan bergerak untuk menunjang serangan.

"Saya skua dengan formasi 4-2-2-2 yang diterapkan Pellegrini. Pemain punya kebebasan untuk bergerak kemanapun yang diinginkannya. Ketika kami menguasai bola, pelatih membiarkan kami membentuk pola serangan sendiri. Ini sangat positif," jelas Kaka kepada AS, Sabtu (19/9/2009).

Pemain 27 tahun ini menambahkan jika dia menggunakan pengalamannya dalam bermian sepakbola sebagai kunci bermain di Real Madrid. Selebihnya, Kaka ingin menanam mental bertanding yang kuat.

"Tim ini terus tumbuh berkembang di setiap pertandingan. Kami seperti berevolusi. Madrid harus menjadi tim yang kuat dan itulah yang dibutuhkan bila ingin menjadi juara."

Leonardo Bantah Telantarkan Huntelaar - Zona Italia

Leonardo mencoba melawan kritikan yang menuduh dirinya tidak memberikan cukup waktu bagi penyerang barunya, Klaas-Jan Huntelaar, untuk beradaptasi dengan permainan AC Milan.

Penyerang 26 tahun itu belum juga mencetak gol bagi Rossoneri dan mulai sering menghuni bangku cadangan maupun digantikan pada beberapa pertandingan terakhir.

Milan gagal mencetak gol di pertandingan Seri A setiap Huntelaar bermain. Mantan penyerang Ajax ini juga tidak disertakan saat Milan menghadapi Marseille di Liga Champions pertengahan pekan ini.

Hal itu menimbulkan kecurigaan bahwa Leonardo tidak memberikan kesempatan sang pemain beradaptasi, tetapi sang pelatih tetap yakin bahwa Huntelaar tengah beradaptasi.

“Pada pertandingan pertama ia tidak tampil karena hukuman, lalu karena timnas, jadi sebenarnya dia tidak pernah ada di sini,” tutur Leonardo kepada media di Italia.

“Seorang pemain harus menjadi bagian dari sistem, namun kenyataannya dia baru berlatih selama seminggu, selain itu dia juga masih belajar bahasa Italia,” terangnya mengakhiri.

Ronaldinho Pensiun? - Zona Italia

Harian Sport mengklaim, gelandang AC Milan, Ronaldinho, frustrasi melihat kemerosotan kariernya. Menurut mereka, Ronaldinho mempertimbangkan gantung sepatu akhir musim ini.

Ronaldinho pindah dari Barcelona ke Milan awal musim 2008-2009. Namun, karena kalah bersaing dengan Ricardo Kaka, ia banyak dicadangkan. Performa dan kepercayaan diri Ronaldinho pun merosot tajam.

Ketika Kaka pindah ke Real Madrid pada bursa transfer silam, segenap warga San Siro mendaulat Ronaldinho untuk berperan sebagai otak permainan "I Rossoneri". Ronaldinho pun sempat menjawab kepercayaan itu dengan penampilan gemilang yang membawa Milan menang 2-1 atas Siena. Saat itu, ia menyumbang satu assist.

Namun, Ronaldinho tak mampu menjaga konsistensi. Pada giornata kedua dan ketiga, ia gagal berkontribusi sehingga Milan menyerah 0-4 dari Inter Milan dan ditahan Livorno 0-0.

Pelatih Leonardo pun mencoba mencari solusi kebobrokan performa Milan. Ketika menghadapi Olympique Marseille di pentas Liga Champions, ia pun mencadangkan Ronaldinho dan memasang Clarence Seedorf. Hasilnya, Milan menutup laga tandang itu dengan kemenangan 2-1.

Hasil itu membuat Leonardo ingin menjajal formasi yang sama saat menjamu Bologna dalam lanjutan Serie A, Minggu (20/9). Kali ini, Ronaldinho bukan hanya tidak dijadikan starter. Media Italia mengklaim, Ronaldinho bahkan tidak masuk rombongan cadangan. Keadaan ini akan berlangsung hingga Ronaldinho bisa membuktikan, ia pantas memimpin Milan. Sayangnya, menurut Sport, hal itu sulit diharapkan.

"Ronaldinho menyadari kenyataan bahwa kemerosotannya 100 persen bergantung kepada hilangnya motivasi dan tantangan baru. Ia bersikap seperti mantan pesepak bola profesional. Ini adalah alasan mengapa ide (pensiun) membayangi pikirannya untuk segera mengambil keputusan final dan pensiun," demikian bunyi artikel di Sport.

"Ronaldo terus mengering. Penampilannya di Afrika hanyalah utopia. Bahkan, (gaji) 6,5 juta euro yang didapat dari Milan tak cukup untuk mengembalikan senyumnya," lanjut tulisan tersebut.

Menurut radio Brasil, Jovern Pan, krisis kepercayaan diri Ronaldinho sudah terjadi sejak ia menginjakkan kaki di Milan. Saat itu, Ronaldinho bahkan telah mendiskusikan niat itu kepada kakak sekaligus agennya, Roberto de Assis. Namun, dengan berbagai pertimbangan, Ronaldinho memilih bertahan.

Kali in pun, peluang Ronaldinho untuk menunda pensiun tetap terbuka. Hanya saja, ia tak akan merumput di liga-liga besar Eropa. Mengikuti jejak Ronaldo dan Adriano, ia mungkin akan bermain di Liga Brasil.